penyimpangan sosial
A. Penyimpangan Sosial
1. Pengertian penyimpangan sosial
a. Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
b. Menurut Soerjono Soekanto, menyatakan bahwa penyimpangan (deviasi) mungkin berwujud sebagai pengecualian atau dengan istilah lain penyelewengan.
c. Menurut James van der Zenden, penyimpangan ialah perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
d. Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
2. Penyimpangan sosial dibedakan menjadi
a. Ritualisme yaitu penyimpangan sosial yang dapat terjadi bila warga masyarakat masih memegang teguh norma-norma yang berlaku.
b. Retreatisme yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga masyarakat menolak norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak mencari gantinya.
c. Rebellion yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga masyarakat menolak norma atau nilai sosial, dan ingin menggantinya dengan norma dan nilai sosial yang baru.
d. Inovasi yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga tidak menyetujui norma yang berlaku dan ingin menggantinya dengan yang baru, tetapi tetap menerima nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat.
3. Bentuk penyimpangan sosial
a. Berdasarkan kadar penyimpangan
1) Penyimpangan primer yaitu penyimpangan sementara atau penyimpangan ringan yang biasanya tidak begitu merugikan orang lain. Dalam hal ini pelaku penyimpangan tidak menyadari kalau sudah melakukan penyimpangan. Contohnya seseorang yang naik kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, mencorat-coret tembok tetangga.
2) Penyimpangan sekunder yaitu penyimpangan berat yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat merugikan orang lain. Contohnya pemerkosaan, perampokan, penjudi, koruptor, pembunuhan, dan prostitusi.
b. Berdasarkan pelaku penyimpangan
1) Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang.
2) Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama atau berkelompok. Sebagai contoh pada kasus perkelahian antarpelajar.
3) Penyimpangan campuran adalah penyimpangan sosial yang semula dilakukan oleh seseorang, kemudian orang tersebut mampu memengaruhi orang lain dengan skala yang lebih besar untuk menentang atau menolak norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya sindikat narkoba, sindikat uang palsu dan sebagainya.
4. Sifat-sifat penyimpangan
a. Penyimpangan yang bersifat positif merupakan penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial, karena mengandung unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Contohnya emansipasi wanita yang memunculkan banyak wanita karier.
b. Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan di mana pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat. Contohnya pembuhunan, korupsi, penipuan dan sebagainya.
B. Penyakit Sosial Dalam Masyarakat
1. Minuman keras Penyakit masyarakat yang ini sulit diberantas dihampir lapisan masyarakat. Minuman keras dikategorikan sebagai penyakit masyarakat karena dapat mengganggu sistem syaraf manusia. Sehingga tidak dapat mengendalikan diri secara secara psikologis, fisik, maupun sosial. Hal ini dapat merugikan orang lain yang lebih parah lagi dapat merusak mental para penerus bangsa.
2. Penyalahgunaan narkoba Narkoba sebenarnya memiliki segi positif dalam bidang medis, karena obat-obatan ini sangat dibutuhkan seperti untuk keperluan operasi, untuk penghilang sakit sementara dan sebagainya. Hal tersebut digunakan sesuai dengan kadarnya sehingga tidak menimbulkan dampak ketergantungan pada obat. Penyalahgunaan dari obat-obatan ini dampak negatifnya sangat banyak, yang paling berat yaitu dapat merusak generasi muda dan menyebabkan kematian. Cara pemakaiannya dapat dengan cara dimakan, diminum, dihisap, atau disuntik. Jenis-jenis dari narkotika diantaranya heroin, kokain, ganja, sabu-sabu, ekstasi, putauw dan sebagainya. Akibat zat-zat tersebut dapat memengaruhi pikiran, perilaku, suasana hati, berhalusinasi, kecanduan sehingga dapat menghilangkan kesadaran atau akal sehat pemakainya selain itu dapat menimbulkan kriminalitas.
3. Perilaku seks di luar nikah Perilaku ini bertentangan dengan nilai agama dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah diantaranya munculnya PMS (penyakit menular seksual) seperti syphilis dan HIV/AIDS serta turunnya moral para pelaku.
4. Perkelahian antarpelajar Remaja memiliki sifat tempramental dan solidaritas yang tinggi antarteman. Perkelahian atau tawuran antarpelajar biasanya terjadi karena hal-hal yang sepele. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, pelajar sendiri. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Oleh sebab itu pihak sekolah maupun pihak yang berwajib harus selalu melakukan operasi terhadap pelajar yang membolos sekolah, hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang buruk seperti tawuran antarpelajar.
5. Perjudian Berjudi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk juga norma hukum. Karena judi, seseorang bisa menjadi malas karena berangan-angan memperoleh uang banyak dalam waktu singkat. Bagi individu atau kelompok yang melakukan perjudian, maka sanksinya berupa dikucilkan oleh masyarakat, dipergunjingkan, tidak dihargai dan lain sebagainya. Sedangkan secara hukum perjudian merupakan pelanggaran terhadap KUHP yang harus dipertanggungjawabkan di pengadilan.
6. Kejahatan Kejahatan merupakan perilaku yang melanggar hukum dan melanggar norma sosial dalam masyarakat. Dalam yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan misalnya adalah pembunuhan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
C. Penyebab Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga dan Masyarakat
1. Keadaan keluarga yang tidak harmonis, hal ini dapat terjadi karena akibat dari broken home, kurangnya perhatian orang tua kepada anak, meninggalnya orang tua dan lain-lain.
2. Persoalan ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak jarang seseorang menghalalkan segala cara. Bila cara yang digunakan melanggar norma atau nilai yang berlaku dalam masyarakat, maka hal ini menimbulkan penyimpangan sosial.
3. Pelampiasan rasa kecewa, misalnya kekecewaan seorang anak karena tidak terpenuhi kebutuhannya sebagai anak. Untuk menutupi rasa kecewanya itu, anak tersebut dapat melakukan perbuatan yang melanggar norma atau aturan masyarakat, misal mencuri. Hal ini yang selanjutnya menyebabkan penyimpangan sosial.
4. Pengaruh lingkungan masyarakat, bila seseorang hidup atau selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang tidak baik maka kecenderungan seseorang itu akan hanyut atau ikut dalam kondisi tersebut. Hal itu mengakibatkan perilaku yang menyimpang dan selanjutnya menimbulkan terjadinya penyimpangan sosial.
5. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku, seseorang tidak akan selamanya akan menetap di satu daerah saja. Dan satu daerah dengan daerah lain tidak selamanya memiliki norma dan aturan masyarakat yang sama. Bila tidak dapat beradaptasi dengan budaya atau adat daerah lain, maka hal ini dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Akibatnya penyimpangan sosial akan timbul dalam masyarakat itu.
6. Pengaruh teknologi, dengan kemajuan teknologi yang pesat maka batas-batas tidak lagi menjadi masalah. Pengaruh dari internet yaitu mudahnya seseorang mengakses situs porno. Bila yang mengakses situs tersebut anak-anak maka dapat menyebabkan anak tersebut kecenderungan akan berperilaku seks menyimpang. Hal ini telah mengakibatkan penyimpangan sosial.
D. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga dan Masyarakat
1. Cara pengendalian sosial
a. Persuasif (tanpa kekerasan) yaitu menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya seorang guru membina siswanya yang kedapatan menyontek saat ulangan.
b. Koersif (dengan kekerasan) yaitu menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik.Contohnya supaya pencopet jera atas perbuatannya, maka saat tertangkap basah masyarakat langsung mengeroyok habis-habisan.
c. Compulsion and pervasion Compulsion merupakan bentuk pengendalian dengan cara menciptakan situasi sehingga seseorang mengubah sifatnya. Sedang pervasion adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara diciptakan norma, nilai atau aturan secara diulang-ulang penyampaiannya.
2. Bentuk pengendalian sosial
a. Bersifat preventif yaitu bentuk pengendalian sebelum penyimpangan itu sendiri terjadi. Contohnya guru pembimbing bekerja sama dengan petugas penyuluh hukum dari kepolisian memberi ceramah dan tanya jawab dengan sejumlah siswa di sekolah tentang akibat perkelahian kelompok (tawuran) antarpelajar.
b. Bersifat represif yaitu bentuk pengendalian dengan cara menekan/menghambat penyimpangan sosial pada saat penyimpangan itu terjadi. Contohnya polisi menangkap sejumlah anak yang terlibat perkelahian kelompok pelajar, kemudian digelandang ke kantor polisi untuk diperiksa.
c. Bersifat kuratif yaitu bentuk pengendalian setelah terjadinya penyimpangan sosial. Contohnya polisi menghubungi guru atau orang tua agar menjemput para pelaku tawuran pelajar yang tertangkap dan ditahan di kantor polisi untuk dididik di keluarga atau di sekolah.
3. Jenis-jenis pencegahan penyimpangan sosial
a. Gosip merupakan kabar atau berita yang menyebar secara cepat, namun kadang tidak berdasarkan fakta atau kenyataan. Hal ini akan membuat pelaku bertindak lebih berhati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.
b. Teguran yaitu peringatan yang ditujukan kepada seseorang yang melakukan tindakan menyimpang. c. Hukuman yaitu sanksi negatif yang diberikan kepada seseorang yang melanggar peraturan, baik peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis.
d. Pendidikan yaitu pengendalian sosial dengan pendidikan yang telah melembaga, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
e. Agama yaitu pengendalian sosial yang berdasarkan ajaran agama untuk melakukan kewajiban dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan agama.
f. Kekerasan fisik merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian sosial apabila jenis pengendalian lain tidak efektif atau tidak mempan diterapkan
A. Penyimpangan Sosial
1. Pengertian penyimpangan sosial
a. Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
b. Menurut Soerjono Soekanto, menyatakan bahwa penyimpangan (deviasi) mungkin berwujud sebagai pengecualian atau dengan istilah lain penyelewengan.
c. Menurut James van der Zenden, penyimpangan ialah perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
d. Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
2. Penyimpangan sosial dibedakan menjadi
a. Ritualisme yaitu penyimpangan sosial yang dapat terjadi bila warga masyarakat masih memegang teguh norma-norma yang berlaku.
b. Retreatisme yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga masyarakat menolak norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak mencari gantinya.
c. Rebellion yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga masyarakat menolak norma atau nilai sosial, dan ingin menggantinya dengan norma dan nilai sosial yang baru.
d. Inovasi yaitu penyimpangan sosial yang terjadi bila warga tidak menyetujui norma yang berlaku dan ingin menggantinya dengan yang baru, tetapi tetap menerima nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat.
3. Bentuk penyimpangan sosial
a. Berdasarkan kadar penyimpangan
1) Penyimpangan primer yaitu penyimpangan sementara atau penyimpangan ringan yang biasanya tidak begitu merugikan orang lain. Dalam hal ini pelaku penyimpangan tidak menyadari kalau sudah melakukan penyimpangan. Contohnya seseorang yang naik kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, mencorat-coret tembok tetangga.
2) Penyimpangan sekunder yaitu penyimpangan berat yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat merugikan orang lain. Contohnya pemerkosaan, perampokan, penjudi, koruptor, pembunuhan, dan prostitusi.
b. Berdasarkan pelaku penyimpangan
1) Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang.
2) Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama atau berkelompok. Sebagai contoh pada kasus perkelahian antarpelajar.
3) Penyimpangan campuran adalah penyimpangan sosial yang semula dilakukan oleh seseorang, kemudian orang tersebut mampu memengaruhi orang lain dengan skala yang lebih besar untuk menentang atau menolak norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya sindikat narkoba, sindikat uang palsu dan sebagainya.
4. Sifat-sifat penyimpangan
a. Penyimpangan yang bersifat positif merupakan penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial, karena mengandung unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Contohnya emansipasi wanita yang memunculkan banyak wanita karier.
b. Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan di mana pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat. Contohnya pembuhunan, korupsi, penipuan dan sebagainya.
B. Penyakit Sosial Dalam Masyarakat
1. Minuman keras Penyakit masyarakat yang ini sulit diberantas dihampir lapisan masyarakat. Minuman keras dikategorikan sebagai penyakit masyarakat karena dapat mengganggu sistem syaraf manusia. Sehingga tidak dapat mengendalikan diri secara secara psikologis, fisik, maupun sosial. Hal ini dapat merugikan orang lain yang lebih parah lagi dapat merusak mental para penerus bangsa.
2. Penyalahgunaan narkoba Narkoba sebenarnya memiliki segi positif dalam bidang medis, karena obat-obatan ini sangat dibutuhkan seperti untuk keperluan operasi, untuk penghilang sakit sementara dan sebagainya. Hal tersebut digunakan sesuai dengan kadarnya sehingga tidak menimbulkan dampak ketergantungan pada obat. Penyalahgunaan dari obat-obatan ini dampak negatifnya sangat banyak, yang paling berat yaitu dapat merusak generasi muda dan menyebabkan kematian. Cara pemakaiannya dapat dengan cara dimakan, diminum, dihisap, atau disuntik. Jenis-jenis dari narkotika diantaranya heroin, kokain, ganja, sabu-sabu, ekstasi, putauw dan sebagainya. Akibat zat-zat tersebut dapat memengaruhi pikiran, perilaku, suasana hati, berhalusinasi, kecanduan sehingga dapat menghilangkan kesadaran atau akal sehat pemakainya selain itu dapat menimbulkan kriminalitas.
3. Perilaku seks di luar nikah Perilaku ini bertentangan dengan nilai agama dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah diantaranya munculnya PMS (penyakit menular seksual) seperti syphilis dan HIV/AIDS serta turunnya moral para pelaku.
4. Perkelahian antarpelajar Remaja memiliki sifat tempramental dan solidaritas yang tinggi antarteman. Perkelahian atau tawuran antarpelajar biasanya terjadi karena hal-hal yang sepele. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, pelajar sendiri. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Oleh sebab itu pihak sekolah maupun pihak yang berwajib harus selalu melakukan operasi terhadap pelajar yang membolos sekolah, hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang buruk seperti tawuran antarpelajar.
5. Perjudian Berjudi merupakan perilaku yang melanggar terhadap kaidah-kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk juga norma hukum. Karena judi, seseorang bisa menjadi malas karena berangan-angan memperoleh uang banyak dalam waktu singkat. Bagi individu atau kelompok yang melakukan perjudian, maka sanksinya berupa dikucilkan oleh masyarakat, dipergunjingkan, tidak dihargai dan lain sebagainya. Sedangkan secara hukum perjudian merupakan pelanggaran terhadap KUHP yang harus dipertanggungjawabkan di pengadilan.
6. Kejahatan Kejahatan merupakan perilaku yang melanggar hukum dan melanggar norma sosial dalam masyarakat. Dalam yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan misalnya adalah pembunuhan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
C. Penyebab Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga dan Masyarakat
1. Keadaan keluarga yang tidak harmonis, hal ini dapat terjadi karena akibat dari broken home, kurangnya perhatian orang tua kepada anak, meninggalnya orang tua dan lain-lain.
2. Persoalan ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak jarang seseorang menghalalkan segala cara. Bila cara yang digunakan melanggar norma atau nilai yang berlaku dalam masyarakat, maka hal ini menimbulkan penyimpangan sosial.
3. Pelampiasan rasa kecewa, misalnya kekecewaan seorang anak karena tidak terpenuhi kebutuhannya sebagai anak. Untuk menutupi rasa kecewanya itu, anak tersebut dapat melakukan perbuatan yang melanggar norma atau aturan masyarakat, misal mencuri. Hal ini yang selanjutnya menyebabkan penyimpangan sosial.
4. Pengaruh lingkungan masyarakat, bila seseorang hidup atau selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang tidak baik maka kecenderungan seseorang itu akan hanyut atau ikut dalam kondisi tersebut. Hal itu mengakibatkan perilaku yang menyimpang dan selanjutnya menimbulkan terjadinya penyimpangan sosial.
5. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku, seseorang tidak akan selamanya akan menetap di satu daerah saja. Dan satu daerah dengan daerah lain tidak selamanya memiliki norma dan aturan masyarakat yang sama. Bila tidak dapat beradaptasi dengan budaya atau adat daerah lain, maka hal ini dapat menimbulkan perilaku menyimpang. Akibatnya penyimpangan sosial akan timbul dalam masyarakat itu.
6. Pengaruh teknologi, dengan kemajuan teknologi yang pesat maka batas-batas tidak lagi menjadi masalah. Pengaruh dari internet yaitu mudahnya seseorang mengakses situs porno. Bila yang mengakses situs tersebut anak-anak maka dapat menyebabkan anak tersebut kecenderungan akan berperilaku seks menyimpang. Hal ini telah mengakibatkan penyimpangan sosial.
D. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga dan Masyarakat
1. Cara pengendalian sosial
a. Persuasif (tanpa kekerasan) yaitu menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya seorang guru membina siswanya yang kedapatan menyontek saat ulangan.
b. Koersif (dengan kekerasan) yaitu menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik.Contohnya supaya pencopet jera atas perbuatannya, maka saat tertangkap basah masyarakat langsung mengeroyok habis-habisan.
c. Compulsion and pervasion Compulsion merupakan bentuk pengendalian dengan cara menciptakan situasi sehingga seseorang mengubah sifatnya. Sedang pervasion adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara diciptakan norma, nilai atau aturan secara diulang-ulang penyampaiannya.
2. Bentuk pengendalian sosial
a. Bersifat preventif yaitu bentuk pengendalian sebelum penyimpangan itu sendiri terjadi. Contohnya guru pembimbing bekerja sama dengan petugas penyuluh hukum dari kepolisian memberi ceramah dan tanya jawab dengan sejumlah siswa di sekolah tentang akibat perkelahian kelompok (tawuran) antarpelajar.
b. Bersifat represif yaitu bentuk pengendalian dengan cara menekan/menghambat penyimpangan sosial pada saat penyimpangan itu terjadi. Contohnya polisi menangkap sejumlah anak yang terlibat perkelahian kelompok pelajar, kemudian digelandang ke kantor polisi untuk diperiksa.
c. Bersifat kuratif yaitu bentuk pengendalian setelah terjadinya penyimpangan sosial. Contohnya polisi menghubungi guru atau orang tua agar menjemput para pelaku tawuran pelajar yang tertangkap dan ditahan di kantor polisi untuk dididik di keluarga atau di sekolah.
3. Jenis-jenis pencegahan penyimpangan sosial
a. Gosip merupakan kabar atau berita yang menyebar secara cepat, namun kadang tidak berdasarkan fakta atau kenyataan. Hal ini akan membuat pelaku bertindak lebih berhati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.
b. Teguran yaitu peringatan yang ditujukan kepada seseorang yang melakukan tindakan menyimpang. c. Hukuman yaitu sanksi negatif yang diberikan kepada seseorang yang melanggar peraturan, baik peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis.
d. Pendidikan yaitu pengendalian sosial dengan pendidikan yang telah melembaga, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
e. Agama yaitu pengendalian sosial yang berdasarkan ajaran agama untuk melakukan kewajiban dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan agama.
f. Kekerasan fisik merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian sosial apabila jenis pengendalian lain tidak efektif atau tidak mempan diterapkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar